Jual Bibit Sengon

Perkembangan industri perkayuan dan dibarengi juga dengan permintaan kayu di Indonesia yang semakin kesini semakin meningkat tentunya harus diimbangi dengan peningkatan produksi kayu. Dalam hal ini penggunaan jenis kayu cepat tumbuh seperti pohon sengon menjadi salah satu cara paling tepat untuk bisa meningkatkan hasil produksi kayu. Pemanfaatan lahan dengan optimal bisa dilakukan dengan menanam sengon menggunakan sistem agroforestri.

Tanaman sengon sendiri memiliki umur yang singkat untuk bisa ditebang. Oleh karena itu banyak tempat yang jual bibit sengon karena sengon juga mahal harganya bahkan per pohon bisa mencapai 2 juta rupiah.

Spesifikasi Sengon

Sengon (Albizia chinensis) merupakan jenis tanaman pohon dari anggota suku Fabaceae. Pohon peneduh sekaligus penghasil kayu yang satu ini tersebar secara alami di Asia tenggara, India, Tiongkok Selatan dan juga Indonesia. Sedangkan di beberapa daerah di Indonesia, tanaman sengon ini dikenal dengan sebutan dalam bahasa jawa yaitu séngon, singon, sengon, dalam bahasa Sunda disebut jeungjing, jeungjing, dalam bahasa Sumba disebut séngghung, dan lain-lain.

Dalam bahasa Inggris tanaman sengon ini dikenal dengan nama silk tree, Chinese albizia. Selain itu penamaan sengon di beberapa negara seperti kōōl (Kamboja), kha:ng (Laos), khang hung, kang luang (Thai), cham (Vietnam), dan lain-lain.

1. Batang dan Pepagan
Pohon sengon merupakan jenis pohon yang menggugurkan daun dengan ukuran sedang sampai tinggi yaitu 30-45 m dengan gemang batang mencapai 70-140 cm. Pepagan pada pohon sengon agak halus, di luarnya berwarna abu-abu gelap dengan gigir-gigir melintang, memiliki lentisel dan tipis. Pegagan bagian dalamnya memiliki ketebalan 5 mm yang berwarna merah jambon. Sedangkan ranting-ranting muda pada pohon sengon bersegi dan berambut.

Pohon sengon memiliki daun majemuk menyirip berganda sebanyak 4-14 pasang sirip. Tulang daun utama pohon sengon bisa mencapai 10-25 cm. Daun sengon ini berambut dengan kelenjar yang berada di dekat pangkal tangkai daun serta diantara pertemuan tulang sirip. Sedangkan daun penumpu pada tanaman sengon berukuran besar, berbentuk bundar telur miring dengan bagian pangkalnya yang setengah berbentuk jantung atau seperti bentuk membran dengan ekor di bagian ujungnya dan sangat mudah rontok.

Sirip-sirip daun sengon panjangnya bisa mencapai 4-14 cm dengan anak daun per sirip mencapai 10-45, duduk dan berhadapan. Anak daunnya memanjang hingga membentuk garis dengan bagian ujung yang runcing, miring dengan sisi bawah berwarna hijau biru berukuran 6-13 x 1,5-4 mm. Tulang daun bagian tengahnya sangat dekat dengan tepi atas.

Pohon sengon memiliki bunga majemuk yang berbentuk bongkol dengan tangkai yang terkumpul lagi menjadi malai dengan panjang mencapai 15-30 cm. Bongkol bunga salmon berisi 10-20 kuntum bunga.

2. Ekologi dan Agihan Pohon Sengon
Pohon sengon bisa dijumpai secara alami di hutan luruh daun campuran yang berada di wilayah lembab serta ugahari dengan curah hujan bertahun antara 1.000-5.000 mm. Pohon sengon juga bisa ditemukan di hutan-hutan sekunder, di sabana, di sepanjang tepian sungai, sampai dengan daerah dengan ketinggian 1800 mdpl. Pohon sengon juga bisa beradaptasi dengan sangat baik pada tanah-tanah miskin, tanah yang mengandung garam, tanah dengan pH tinggi ataupun tanah aluvial lateritik dan juga tanah berpasir bekas tambang.

Sedangkan sebaran alami pohon sengon meliputi Thailand, China, India, Laos, Kamboja, Burma, Vietnam dan juga Indonesia. Sedangkan di Indonesia sendiri pohon sengon menyebar di wilayah Jawa, Nusa tenggara, dan Bali kemudian masuk dan dibudidayakan di Kalimantan dan Sumatera.

3. Manfaat
Banyak orang yang mencari tempat yang jual bibit sengon bukan hanya akan menguntungkan dari segi ekonomi namun juga banyak manfaat lainnya dari pohon sengon. Berikut ini beberapa manfaat yang bisa diambil dari pohon sengon.

a. Kayu
Tanaman sengon merupakan tanaman penghasil kayu yang ringan sampai agak ringan dengan densitas mencapai 320-640 kg/m³ pada kadar air 15%. Kayu sengon memiliki serat lurus agak kasar, padat namun mudah dikerjakan. Kayu terasnya berwarna kuning mengkilap hingga berwarna coklat merah gading. Sedangkan keawetan dan kekuatan dari kayu sengon tergolong ke dalam kelas awet III-IV dan dalam kelas kuat III-IV.

Kayu sengon merupakan jenis kayu yang tidak mudah diserang rayap tanah karena di dalam kayu terdapat kandungan zat ekstraktif. Kayu sengon biasanya banyak dimanfaatkan untuk membuat perahu, peti, jembatan dan furniture rumah.

b. Agroforestri
Pohon sengon sering ditanam sebagai naungan di perkebunan teh dan kopi. Selain itu pohon sengon juga disukai sebagai tanaman peneduh taman, tanaman hias, tanaman tepi jalan dan tanaman kebun. Selain itu pohon sengon juga ditanam untuk melindungi lahan berlereng dan juga mampu memperbaiki tanah. Terlebih perakaran pada pohon sengon bersifat mengikat nitrogen.

c. Kegunaan lain
Sebagaimana kulit kayu ki hiyang, pegagan sengon juga memiliki kandungan bahan yang bisa dimanfaatkan untuk membius ikan di sungai. Pada masa lalu pegagan sengon juga sering dimanfaatkan sebagai bahan sabun. Meskipun daun sengon bisa dimakan kambing, namun kulit ranting sengon ini beracun karena didalamnya terkandung saponin.

Teknik Penanaman Sengon

1. Pembersihan Lahan dan Pengolahan Tanah
Pembersihan lahan untuk ditanami sengon, maka harus dilakukan secara total yaitu menggunakan sistem mekanik (pembabadan) dan juga sistem kimia. Mula-mula melakukan pembersihan semak dan tanaman besar yang dianggap bisa mengganggu tanaman pokok nantinya. Kemudian dilakukan pembabatan gulma atau rumput di seluruh area lahan. Kemudian semua tanaman yang sudah dibabat dikumpulkan lalu dibakar. Kemudian tahap yang selanjutnya yaitu dengan sistem kimia menggunakan penyemprot herbisida.

2. Pemasangan Ajir dan Pembuatan Lobang Tanaman
Pemasangan ajir dilakukan sebagai penanda letak tanaman yang akan ditanam. Pada umumnya ajir dibuat menggunakan bambu dengan ketinggian sekitar 50-75 cm. Pemasangan ajir tersebut dilakukan dengan saksama setiap plotnya. Nantinya ajir harus ditancapkan dengan seluruh mungkin karena posisi ajir nantinya bisa sangat menentukan posisi lubang tanam dan juga posisi tanaman itu sendiri. Penancapan ajir tersebut harus diselesaikan per plotnya. Menancapkan akhir bisa pindah ke bagian plot yang lain jika satu plotnya sudah selesai dikerjakan.

Berikut ini adalah cara untuk memasang ajir:

• Rentangkan tali ada dua sisi yang panjang dan juga satu sisi lebar sebuah plot
• Ukur sisi sampai sesuai dengan lebar dan panjang plot pada peta
• Ajir ditancapkan di setiap sisinya
• Seluruh plot ditancapi ajir yang dimulai dari sebaris sisi lebar kemudian bergerak menuju sisi lebar yang lainnya

Sedangkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membuat lubang tanam seperti berikut ini:

• Pembuatan lubang tanam harus dilakukan sesudah selesai menancapkan ajir
• Lubang tanam harus dibuat pada ajir namun harus mencabut ajir terlebih dahulu
• Ukuran lubang tanaman sebaiknya 30 x 30 cm dan dalamnya 30 cm
• Kemudian ajir harus ditancapkan kembali jika lubang tanam sudah selesai dibuat

3. Pemupukan
Saat kegiatan pemupukan yang dilakukan sebelum penanaman, maka harus memperhatikan beberapa hal berikut ini:

• Pupuk kandang diberikan di setiap lubang tanam yang sudah dibuat
• Pupuk kandang yang digunakan antara lain kotoran kambing yaitu 1 kg/pohon, NPK 100 gram/pohon dan furadan 100 gram/pohon
• Pupuk kandang bisa diberikan minimal seminggu sebelum melakukan penanaman
  Furadan dan NPK bisa diberikan sehari sebelum melakukan penanaman
• Sebaiknya pupuk kandang harus diaduk bersama dengan tanah sebelum melakukan penanaman

4. Pengangkutan Bibit dan Penanaman
Pada proses pengangkutan bibit sebaiknya dilakukan apabila letak persemaian dengan lokasi penanaman jaraknya jauh. Agar memudahkan proses pengangkutan bibit dan supaya menjaga bibit tidak rusak, maka bisa dilakukan pengepakan bibit ke dalam bak-bak maupun ke dalam plastik. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan mempermudah proses menaikkan dan menurunkan bibit dari atas kendaraan dan tentunya untuk memudahkan pengangkutan ke lapangan.

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses penanaman:

• Kantong plastik harus sedikit diremas dengan tujuan media menjadi padat dan polybagnya menjadi lebih longgar
• Kemudian bibit ditarik dari kantong dan jika dirasa masih sulit maka kantong plastiknya harus dirobek namun usahakan medianya tetap kompak
• Jika bibit sudah diletakkan, maka lubang harus ditutup lagi dan dipadatkan dengan tangan
• Selanjutnya kantong plastik diikat pada bagian ujung ajir untuk menandakan bahwa kantong sudah dilepas dan bibit sudah ditanam
• Penanaman juga harus memperhatikan kondisi cuaca yaitu sebaiknya dilakukan saat pagi hari dan dilanjutkan lagi pada sore hari
• Jika beberapa hari tidak turun hujan dan tanah juga terlihat kering, sebaiknya penanaman ditunda terlebih dahulu

5. Pemeliharaan
Dalam proses pemeliharaan pada tanaman sengon yaitu sebagai berikut:

a. Pemupukan
Sebaiknya pemupukan tanaman sengon dilakukan pada area pertanaman yang unsur haranya kurang, dan untuk menentukan jenis pemupukannya sebaiknya menggunakan cara analisis tanah. Tanaman sengon yang sudah berusia 4 bulan sebaiknya diberi pupuk urea, KCL, TSP dan ZA secara berturut-turut sebanyak 40, 80, 120, 160 kg/hektar. Tujuan dari pemberian pupuk tersebut adalah agar bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas akar sengon yang mana akan meningkatkan jumlah bintil akar sengon pula yang memiliki fungsi untuk mengambil unsur nitrogen dari udara.

Pemupukan yang dilakukan pada sekeliling tanaman yaitu dengan radius 15 cm, sebaiknya dibuat cekungan sebagai tempat pupuk dan ditutup kembali. Pemupukan sebaiknya diulang pada awal tahun kedua dengan takaran yang masih sama. Bukan hanya menggunakan pupuk kimia, pemberian pupuk organik atau kompos yang sudah terdekomposisi juga sangat dianjurkan untuk memperkokoh tumbuhan.

b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan tujuan mengganti tanaman yang sudah mati atau bahkan tidak tumbuh normal. Penyulaman dilakukan ketika tanaman sudah berusia 1 sampai 2 bulan akar tanaman pengganti nantinya tidak terlalu ketinggalan dengan tanaman sebelumnya. Apabila pada tahun kedua ternyata person hidup kurang dari 80%, maka sebaiknya penyulaman dilakukan kembali. Waktu yang pas untuk melakukan penyulaman yaitu pada pagi hari atau menjelang hujan.

c. Penyiangan
Penyiangan atau pendangiran sebaiknya dilakukan setiap 3 bulan sekali pada tahun pertama dan tahun kedua. Sedangkan pada tahun ketiga sebaiknya dilakukan penyiangan jalur, dibarengi juga dengan pendangiran dan pembebasan di sekitar tanaman pokok yaitu dengan jari-jari selebar 0,5 m. Penyiangan jalur kembali dilakukan pada tahun keempat yang dibarengi juga dengan pembebasan dan pemangkasan. Sedangkan pengendalian gulma bisa dikendalikan manual setelah itu selebar 1 m di sekeliling tanaman atau bisa menggunakan herbisida seperti stratton 200 EC, tordon 101, garlon 480 Eac dan Indamin 720 HC.

d. Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan tujuan agar memberikan ruang tumbuh bagi tegakan. Penjarangan tersebut biasanya dilakukan jika tanaman sudah berusia 3 sampai 5 tahun. Penyerangan dilakukan pada pohon-pohon sengon yang pertumbuhannya jelek, bentuk batangnya bangkok, terserang penyakit maupun menggarpu. Penjarangan tersebut dilakukan agar memacu pertumbuhan diameter batang dan juga mengurangi kompetisi antar tanaman dalam mendapatkan sinar matahari maupun nutrisi dari dalam tanah.

Jenis-jenis Sengon di Indonesia

Sengon punya banyak jenis yang bisa ditemui di Indonesia. Beberapa jenis sengon adalah sebagai berikut:

1. Sengon Solomon
Sengon Solomon adalah salah satu jenis yang unggulan yang berasal dari kepulauan Solomon. Saat ini jenis Sengon Solomon sudah sangat terkenal di seluruh penjuru Indonesia karena banyak sekali kelebihan yang dihasilkan oleh Sengon Solomon ini. Beberapa di antaranya yaitu lebih tahan terhadap penyakit, batangnya lebih lurus dengan pencabangan diatas 20 m dari batang bagian bawah, postur tubuh lebih besar dari Sengon lokal, drama terbatas yang lebih besar dari pada sengon lokal serta lebih cepat panen. Sengon solomon ini bisa beradaptasi pada lahan kering dan sudah bisa dipanen pada usia 5-7 tahun.

Ciri-ciri Sengon Solomon yaitu memiliki daun berwarna hijau tua dengan ukuran yang lebih besar. Biasanya jenis Sengon Solomon dimanfaatkan dalam industri kata-kata rumah tangga. Sengon Solomon punya prospek yang paling bagus untuk investasi dibandingkan dengan jenis sengon lainnya.

2. Sengon Lokal
Jenis sengon ini hampir mirip dengan jenis sengon laut. Namun perbedaan yang paling mencolok yaitu pada rantingnya yang berwarna kemerahan. Kayu sengon lokal jauh lebih keras daripada kayu sengon buto. Sedangkan jika dibandingkan dengan Sengon laut kelemahannya adalah mudah patah. Akan tetapi Sengon Lokal dapat tumbuh beradaptasi dengan baik di tanah yang memiliki pH yang tinggi maupun di daerah dekat pantai.

3. Sengon Buto
Sengon Buto atau dalam bahasa latin disebut dengan Enterolobium cyclocarpum (Jacq) Griseb atau lebih dikenal dengan Sengon merah oleh masyarakat Indonesia. Jenis Sengon Buto atau sengon merah ini sangat besar sehingga dinamakanlah Sengon buto atau sengon raksasa. Apalagi pertumbuhan sangat buto ini juga sangat cepat.

Saat ini Sengon Buto termasuk mulai jarang ditanam sebab Sengon jenis ini punya beberapa kelemahan. Diantaranya yaitu memiliki kayu yang mudah patah dan serat kayu yang cukup kasar sehingga akan kurang rapi untuk dibuat menjadi produk olahan. Ciri fisik yang dimiliki Sengon buto yaitu kulitnya berwarna merah. Kulit batangnya lebih kasar daripada sengon jenis lainnya. Postur tubuhnya besar dan kulitnya juga lebih bersisik.

Nah, dengan keuntungan yang banyak dari budidaya sengon apakah Anda tak ingin menjajalnya? Untuk mendapatkan bibit sengon asli bisa Anda peroleh dari kami yaitu tempat jual bibit sengon di Indonesia yang terpercaya dan berpengalaman. Untuk memesan secara langsung, Anda bisa datang ke lokasi Agrosejahtera di Jl Air Mancur No 15 Kec. Rembang, Kediri, Jawa Timur.